Isu-isu Gizi Terkini Sepanjang Tahun 2024: Tantangan dan Strategi bagi Petugas Gizi di Puskesmas dan Rumah Sakit
Oleh : Manjilala, S.Gz, M.Gizi
Peran petugas gizi di Puskesmas dan Rumah Sakit sangat strategis dalam mendukung pencapaian status gizi masyarakat yang lebih baik. Tahun 2024 membawa tantangan baru sekaligus peluang dalam layanan gizi, seiring berkembangnya teknologi, perubahan gaya hidup, dan dampak lingkungan. Artikel ini akan membahas isu-isu terkini yang relevan bagi petugas gizi untuk meningkatkan efektivitas pelayanan mereka.
Perubahan Pola Penyakit dan Beban Kerja di Layanan Gizi
Tahun ini, ada peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas, yang memerlukan pendekatan gizi klinis yang lebih intensif. Selain itu, isu malnutrisi ganda (double burden of malnutrition) tetap menjadi tantangan utama, terutama di wilayah pedesaan dan pinggiran kota. Petugas gizi perlu mengintegrasikan layanan promotif, preventif, dan kuratif untuk menangani kasus ini, termasuk melalui edukasi kelompok dan konseling gizi individu.
Tantangan dalam Implementasi Program Stunting
Program penurunan stunting tetap menjadi prioritas nasional pada tahun 2024. Namun, petugas gizi sering menghadapi tantangan seperti data sasaran yang tidak akurat, keterbatasan anggaran, dan rendahnya partisipasi masyarakat. Optimalisasi sistem pencatatan dan pelaporan gizi berbasis teknologi seperti e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) menjadi kunci keberhasilan. Selain itu, pelatihan intensif dalam konseling gizi berbasis budaya lokal dapat meningkatkan keberhasilan program.
Pemanfaatan Teknologi dalam Pelayanan Gizi
Teknologi semakin berkembang, memberikan peluang baru bagi petugas gizi dalam meningkatkan pelayanan. Aplikasi berbasis mobile untuk monitoring asupan gizi pasien, sistem manajemen dapur rumah sakit berbasis teknologi, dan penggunaan alat analisis komposisi tubuh (seperti BIA) kini lebih terjangkau. Namun, perlu pelatihan untuk meningkatkan kemampuan petugas gizi dalam memanfaatkan teknologi ini secara efektif.
Perubahan Kebijakan Terkait Layanan Gizi
Tahun 2024, pemerintah memperkenalkan beberapa kebijakan baru seperti peningkatan cakupan fortifikasi pangan, penerapan standar gizi di sekolah, dan integrasi gizi ke dalam layanan kesehatan primer. Petugas gizi di Puskesmas dan Rumah Sakit perlu memahami kebijakan ini untuk memastikan implementasi yang tepat di lapangan, termasuk melalui kolaborasi dengan tim lintas sektor seperti guru, kader, dan tenaga kesehatan lainnya.
Tantangan Ketersediaan dan Ketahanan Pangan Lokal
Dampak perubahan iklim yang memengaruhi ketersediaan bahan pangan juga dirasakan di layanan kesehatan. Banyak pasien datang dengan keluhan ketidakcukupan pangan akibat harga bahan pokok yang meningkat. Petugas gizi dapat memainkan peran dalam mendorong pemanfaatan pangan lokal yang lebih terjangkau dan tetap bergizi. Misalnya, mengedukasi pasien untuk memanfaatkan bahan pangan alternatif seperti umbi-umbian atau produk nabati lokal.
Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Petugas Gizi
Seiring dengan tantangan baru yang dihadapi, petugas gizi perlu meningkatkan kapasitas melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan. Kompetensi dalam melakukan analisis data gizi, kemampuan komunikasi interpersonal, serta pemahaman tentang gizi berbasis bukti sangat diperlukan untuk mendukung pelayanan yang lebih baik.
Tahun 2024 membawa tantangan yang signifikan dalam pelayanan gizi di Puskesmas dan Rumah Sakit, mulai dari beban penyakit hingga implementasi kebijakan. Namun, dengan strategi yang tepat dan pemanfaatan teknologi, petugas gizi dapat mengoptimalkan perannya. Kolaborasi lintas sektor dan peningkatan kompetensi juga menjadi kunci dalam menghadapi isu-isu terkini ini.